Enter the email address you signed up with and we'll email you a reset link. Need an account? Click here to sign up. Download Free PDF. Mira Wardani. A short summary of this paper. Pengertian Penyakit Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas.
Rencana Perawatan Material Bayi, B. Etiologi Penyebab hipertensi pada sebagian besar kasus, tidak diketahui sehingga disebut hipertensi esensial. Namun demikian, pada sebagian kecil kasus hipertensi merupakan akibat sekunder proses penyakit lainnya, seperti ginjal; defek adrenal; komplikasi terapi obat. Penyebab hipertensi dalam kehamilan adalah: 1 Hipertensi esensial: penyakit hipertensi yang disebabkan oleh faktor herediter, faktor emosi Stress dan lingkungan pola hidup.
Klasifikasi Hipertensi Dalam Kehamilan Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut: a Hipertensi esensial. Konsep ini yang pertama kali dianjurkan oleh volhard , didasarkan pada pengamatan langsung pembulh- pembuluh darah halus dibawah kuku, fundus okuli dan konjungtiva bulbar, serta dapat diperkirakan dari perubahan-perubahan histologis yang tampak di berbagai organ yang terkena.
Konstriksi vaskular menyebabkan resistensi terhadap aliran darah dan menjadi penyebab hipertensi arterial. Besar kemungkinan bahwa vasospasme itu sendiri menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah. Selain itu, angiotensin II menyebabkan sel endotel berkonstraksi. Perubahan- perubahan ini mungkin menyebabkan kerusakan sel endotel dan kebocoran di celah antara sel-sel endotel.
Kebocoran ini menyebabkan konstituen darah, termasuk trombosit dan fibrinogen, mengendap di subendotel. Prognosis untuk hipertensi dalam kehamilan selalu serius. Penyakit ini adalah penyakit paling berbahaya yang dapat mengenai wanita hamil dan janinnya. Penatalaksanaan Konstriksi Adapun vaskuler penatalaksanaannya antara lain : Kontraksisel 1 Deteksi Prenatal Dini: Waktu pemeriksaan pranatal Retensi aliran dijadwalkan setiap 4 endotel darah usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu hingga minggu sampai usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap minggu.
Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari Pengendapan konstituen darah temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat b. Berat badan saat masuk TD meningkat c. Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak setiap 2 hari Transport darah ke d.
Evaluasi terhadapdarah Pembekuan ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara hipoperfusi Edema paru terganggu klinis maupun USG g. Apabila ansietas tampaknya induksi ciderapersalinan hampir Gangguan perfusi pasti gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan seksio sesaria jaringan untuk kasus-kasus yang lebih parah.
Pada tahun-tahun terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan pendekatan yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang jauh dari aterm. Klasifikasi menurut American Committee and Maternal Welfare: 1. Hipertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan ialah preeklamsi dan eklamsi.
Diagnosa dibuat atas dasar hipertensi dengan proteinuri atau oedema atau kedua-duanya pada wanita hamil setelah minggu Hypertensi yang kronis. Diagnosa dibuat atas adanya hipertensi sebelum kehamilan atau penemuan hipertensi sebelum minggu ke 20 dari kehamilan dan hipertensi ini tetap setelah kehamilan berakhir.
Preklamsi dan eklamsi yang terjadi atas dasar hipertensi yang kronis. Pasien dengan hipertensi yang kronis sering memberat penyakitnya dengan kehamilan, dengan gejala- gejala hipertensi naik, proteinuri, oedem dan kelainan retina.
Transient hypertension. Diagnosa dibuat kalau timbul hipertensi dalam kehamilan atau dalam 24 jam pertama dari nifas pada wanita yang tadinya normotensif dan yang hilang dalam 10 hari post partum. Hipertensi pada saat kehamilan yang dibahas dalam makalah ini adalah hipertensi akut, karena hanya muncul pada saat hamil, dan sebagian besar tidak memiliki riwayat hipertensi sebelumnya.
Terpajan ke vilus korion untuk pertama kali 2. Terpajan ke vilus korion dalam jumlah sangat besar, seperti pada kehamilan kembar atau mola hidatiosa 3. Sudah mengidap penyakit vaskular 4. Konsep ini yang pertama kali dianjurkan oleh volhard , didasarkan pada pengamatan langsung pembulh-pembuluh darah halus dibawah kuku, fundus okuli dan konjungtiva bulbar, serta dapat diperkirakan dari perubahan-perubahan histologis yang tampak di berbagai organ yang terkena.
Konstriksi vaskular menyebabkan resistensi terhadap aliran darah dan menjadi penyebab hipertensi arterial. Besar kemungkinan bahwa vasospasme itu sendiri menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah. Selain itu, angiotensin II menyebabkan sel endotel berkonstraksi. Perubahan-perubahan ini mungkin menyebabkan kerusakan sel endotel dan kebocoran di celah antara sel-sel endotel. Kebocoran ini menyebabkan konstituen darah, termasuk trombosit dan fibrinogen, mengendap di subendotel.
Perubahan-perubahan vaskular ini, bersama dengan hipoksia jaringan di sekitarnya, diperkirakan menyebabkan perdarahan, nekrosis, dan kerusakan organ lain yang kadang-kadang dijumpai dalam hipertensi yang berat. Peningkatan enzim hati minimal Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain: 1. Tekanan darah diastolik mmHg atau lebih 2. Nyeri kepala 4. Gangguan penglihatan 5. Nyeri abdomen atas 6.
Oliguria 7. Kejang 8. Kreatinin meningkat 9. Trombositopenia Peningkatan enzim hati Pertumbuhan janin terhambat Edema paru 2. MRI memungkinkan diperolehnya resolusi yang lebih baik, tetapi kausa mendasar tentang lesi-lesi masih belum terungkapkan.
Deteksi prenatal dini Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28 mingg, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap minggu. Penatalaksanaan di rumah sakit Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup: 1.
Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat 2. Berat badan saat masuk dan kemusian setiap hari 3. Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak setiap 2 hari 4. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali antara tengah malam dan pagi hari 5.
Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan enzim hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan hipertensi 6. Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara klinis maupun USG 7.
Terminasi kehamilan Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat inap biasanya dianjurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan janin. Persalinan sebaiknya diinduksi dengan oksitosin intravena.
Apabila tampaknya induksi persalinan hampir pasti gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan seksio sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah 1. Terapi obat antihipertensi Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan atau memodifikasi prognosis perinatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan keparahan telah lama menjadi perhatian.
Penundaan pelahiran pada hiperetensi berat Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani pelahiran. Pada tahun-tahun terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan pendekatan yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang jauh dari aterm.
Perubahan Kardiovaskuler Perubahan ini pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhioleh berkurangnya secara patologis hipervolemia kehamilan. Perubahan hematologis 2. Gangguan fungsi ginjal 3. Edema paru Prognosis selalu dipengaruhi oleh komplikasi yang menyertai penyakit tersebut. Prognosis untuk hipertensi dalam kehamilan selalu serius.
Penyakit ini adalah penyakit paling berbahaya yang dapat mengenai wanita hamil dan janinnya. Proses keperawatan dipakai untuk membantu perawat dalam melakukan praktek keperawatan secara sistematis dalam mengatasi masalah keperawatan yang ada Budianna Keliat, , 2. Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal Carpenito, , 2.
Identitas pasien Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insiden lebih tiga kali lipat. Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten. Meskipun proporsi kehamilan dengan hipertensi kehamilan di Amerika Serikat pada dasawarsa yang lalu meningkat hampir sepertiga. Peningkatan ini sebagian diakibatkan oleh peningkatan jumlah ibu yang lebih tua dan kelahiran kembar. Sebagai contoh, pada tahun tingkat kelahiran di kalangan wanita usia dan jumlah kelahiran untuk wanita usia 45 dan lebih tua berada pada tingkat tertinggi dalam 3 dekade, menurut National Center for Health Statistics.
Lebih jauh lagi, antara dan , tingkat kelahiran kembar meningkat sekitar 50 persen secara keseluruhan dan 1. Keluhan utama Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, pandangan mata kabur, proteinuria protein dalam urin , peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati. Perlu juga ditanyakan apakah klien menderita diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atau skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu muncul.
Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut. Riwayat penyakit dahulu Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti kronis hipertensi tekanan darah tinggi sebelum hamil , Obesitas, ansietas, angina, dispnea, ortopnea, hematuria, nokturia dan sebagainya.
0コメント